Lensajateng.com – Bingung entah kepada siapa harus mengadu, itulah kalimat yang disampaikan Riska Kiki Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Pertiwi 2 Jepon di Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Sudah bertahun-tahun anak didiknya harus belajar di tengah kekhawatiran. Sebab, Ruang kelas sekolah mereka mengalami kerusakan cukup parah. Sebagian besar atap plavon ruang kelas rusak. Bahkan beberapa diantaranya dibiarkan berlubang.
” Disini itu ruangnya ada dua, kelas A dan B. Yang kelas A yang parah, kemarin itu atapnya semuanya runtuh. Pas liburan tahun kemarin. Alkhamdulillah gak ada korban, saat itu hanya gurunya yang masuk. Kalau yang ini (kelas B) baru kemarin ini tiga bulanan runtuh” kata Riska ditemui wartawan di sekolahnya, Rabu (19/2).
Riska mengaku sudah berulang kali mengajukan bantuan langsung kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, namun hasilnya nihil. Ia berharap agar pemerintah memperhatikan nasib anak didiknya.
” Sudah, kemarin ngajukan ke Desa, DPRD, Dinas Pendidikan tapi hasilnya belum ada. Dulu tahun 2021 ada WA masuk katanya mau direhab semua. Tapi gak jadi. Ngajukan lagi Januari kemarin melalui Dapodik tapi katanya tidak ada anggaran,” terangnya.
Ditengah ketidakpastian adanya perbaikan, Pembelajaran di sekolah pun tetap berlangsung normal. Hanya saja, Pembelajaran diliburkan jika turun hujan.
” Kalau hujan sementara anak-anak dikasih pelajaran online. Soalnya kalau nanti atapnya runtuh lagi kasihan anak-anak,” Ungkap Rika
Kekhawatiran tidak hanya dirasakan oleh para guru, melainkan juga orang tua murid. Salah satunya Wahyuningsih yang memilih meliburkan anaknya saat hujan turun.
” Ya khawatir mas. Apalagi kalau hujan takut atapnya runtuh. Kalau pagi hujan itu anak saya, saya minta belajar di rumah. Takutnya nanti kalau waktu pembelajaran plavonnya jatuh,” terang Wahyu.
Ia berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan ruang kelas yang rusak. Sebab jumlah siswa di TK ini cukup banyak.
” Kalau harapannya semoga segera diperbaiki mas. Kasihan anak-anak kalau belajar dengan kondisi kelas yang rusak. Kalau disini itu ada 33 siswa. Itu kelas A dan B,” pungkasnya.