Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Banner 728x250
BeritaMuria RegionPerspektifSeni Budaya

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Program Kemitraan Wilayah International Shor Traininh Course : Strengthening Health Services Capacity To Increase The Coverage Of Exclusive Breastfeeding In Anticipating Adverse Effect Following COVID 19 Pandemic

×

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Program Kemitraan Wilayah International Shor Traininh Course : Strengthening Health Services Capacity To Increase The Coverage Of Exclusive Breastfeeding In Anticipating Adverse Effect Following COVID 19 Pandemic

Sebarkan artikel ini
Example 325x300

Lensajateng.com – Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Semarang melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat (pengabmas) melalui pelatihan internasional secara daring dengan platform zoom dan pendukung kegiatan pelatihan  google class room pada Maret 2021. Kegiatan  melibatkan 130 peserta yang terdiri dari 58 peserta dari luar negeri. Diantaranya Qatar, Filipina, Myanmar, Mongolia, Georgia, Argentina, Mexico, Maladewa, Madagaskar, Sri Lanka dan 72 dari dalam negeri Indonesia. Kegiatan  bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan
melalui pelatihan internasional.

Setelah pelatihan diharapkan tenaga kesehatan membangun jejaring dengan tenaga kesehatan dari negara lain. Pengetahuan yang disampaikan meliputi cakupan ASI Ekslusif sebagai antisipasi dampak yang mengikuti Pandemi Covid-19.

Example 300x600

Dalam kesempatan ini materi dipaparkan oleh Dr. Krisdiana Wijayanti, M.Mid., Murti Ani, SST, M.Kes., dan Novita Ika Wardani, SST, M. Kes., yang merupakan dosen dari Program Studi Kebidanan Blora, Program Diploma Tiga Poltekkes Kemenkes Semarang.

Dalam paparannya, keduanya menjelaskan bahwa Kondisi pandemi Covid 19 sangat
memungkinkan terjadinya penurunan kualitas kesehatan di masyarakat. Ketakutan dan ketidaktahuan akan membuat masyarakat berhenti dari beberapa aktifitas positif yang menunjang
kesehatan.

” Pada kelompok ibu menyusui, risiko ibu berhenti memberikan ASI sangat besar. Pada 2 situasi saat ini bayi berhenti mendapatkan ASI karena 2 kemungkinan. Produksi ASI berkurang karena secara ekonomi ada keterbatasan pemenuhan nutrisi. Hal lain yang menyebabkan putusnya pemberian ASI pada bayi adalah karena ketidaktauan apakah pada masa pandemi Covid 19 menyusui boleh diteruskan,” ujarnya.

Mempertimbangkan manfaat ASI dan fakta bahwa penularan Covid 19 tidak terbukti signifikan melalui ASI, maka tidak ada indikasi memberhentikan pemberian ASI. WHO/UNICEF dan Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika meneruskan pemberian ASI sepanjang kondisi klinis memungkinkan. 2 Hal ini tentu selaras dengan upaya untuk meningkatkan cakupan ASI eks lusif yang masih rendah hampir di seluruh negara berkembang, yaitu di kisaran 35%-37%.

“Masalah ini masih menjadi tantangan besar di sektor kesehatan Indonesia, termasuk di Kabupaten Blora. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai program kerja telah dilakukan, termasuk melibatkan
peserta agar masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam mendukung pemberian ASI dan membentuk relawan menyusui di berbagai negara untuk memperbesar cakupan ASI Eksklusif di tengah masa pandemic covid-19,” ungkapnya.

Materi yang diberikan mencakup pemahaman materi cakupan ASI ekslusif pada masa pandemic Covid-19 dari narasumber dan membuat project Upaya untuk meningkatkan cakupan ASI ekslusif melalui pemberdayaan masyarakat.

Tolak ukur keberhasilan kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan terkait dengan pengetahuan peserta pengabmas mengalami peningkatan setelah mendapatkan penyuluhan menggunakan metode ceramah dan diskusi untuk membuat program meningkatkan cakupan ASI Eksklusif salama pandemic. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan berupa peningkatan pengetahuan , meningkatnya kemampuan keterampilan petugas Kesehatan dan serta
adanya respon dan dukungan positif dari pihak terkait yang mengharapkan keberlanjutan kegiatan di waktu mendatang.

Kegiatan ini tidak hanya fokus pada edukasi, tetapi juga diharapkan petugas Kesehatan dan sudah terampil dalam mempraktikan pengetahuan yang diperoleh dan memanfaatkan fasilitas yang diberikan untuk upaya peningkatan cakupan ASI Ekslusif pada masa pandemic.

“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini selain bermanfaat bagi Poltekkes Kemenkes Semarang, serta seluruh peserta pelatihan meliputi tenaga Kesehatan dari luar negeri,” jelasnya.

Penulis: Dr. Krisdiana Wijayanti, M.Mid., Murti Ani, SST, M.Kes., dan Novita Ika Wardani, SST, M. Kes., Dosen Prodi Kebidanan Blora, Program Diploma Tiga Poltekkes Kemenkes Semarang