LENSAJATENG.COM – Gas elpiji 3 kilogram atau gas melon harganya melonjak hingga Rp 30 ribu per tabung di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Padahal, sebelumnya harganya hanya Rp 21 ribu per tabung di tingkat pengecer.
Narni, warga Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan mengaku pasrah dengan naiknya gas melon yang dinilai kelewatan.
Sebab, dirinya sudah terbiasa menggunakan tabung gas melon untuk memasak sehari-hari.
”Sudah beberapa minggu ini sepertinya, naik jadi Rp 30 ribu. Ya gimana, namanya butuh tetap dibeli,” ungkapnya, Senin (16/9/2024).
Hal senada diungkapkan Siti, warga Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Di toko terdekat rumahnya, gas melon dihargai Rp 25 ribu per tabung.
Menurutnya, yang terpenting barangnya tidak langka, dia tetap akan memakai gas melon.
”Naik tidak apa-apa, yang penting jangan tinggi-tinggi dan barangnya tetap ada. Jangan sampai langka, nanti kami kesusahan memasak,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Grobogan Pradana Setyawan mengatakan, harga eceran tertinggi (HET) gas LPG di Jawa Tengah memang megalami kenaikan.
Hal itu tertuang dalam SK Gubernur Jateng NO.540/20 Tahun 2024.
”SK berlaku mulai ditetapkan, per 22 Agustus 2024. Harga titik serah sampai sub penyalur atau konsumen dari Rp 15.500 menjadi Rp 18.000,” ujarnya.
Atas kebijakan tersebut, Pemkab Grobogan pun telah melakukan sosialisasi terkait kenaikan harga tersebut kepada masyarakat dan stakeholders.
Danis, sapaannya, pun mengimbau kepada agen dan pangkalan untuk melaksanakan kebijakan sesuai dengan HET.
Pihaknya pun akan terus melakukan pengawasan di lapangan terkait penerapan HET baru tersebut.
”Kami mengimbau kepada masyarakat untuk membeli di sub penyalur atau pangkalan secara langsung. Ada lebih 1.700 pangkalan di Kabupaten Grobogan. kami minta kepada agen agar memerintahkan kepada pangkalan untuk mengutamakan pembelian dari masyarakat,” imbuhnya.