Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Banner 728x250
BeritaPerspektif

KIAI SAMIN DAN PERJUANGANNYA (3) Identitas Kesaminan

×

KIAI SAMIN DAN PERJUANGANNYA (3) Identitas Kesaminan

Sebarkan artikel ini
Samin Surosentiko
Samin Surosentiko
Example 325x300

Identitas Kesaminan, bahkan pribadi Kyai Samin itu sendiri, tercermin pada kitab Serat Jamus Kalimasada yang ditulis oleh Ki Samin Surowijoyo, Samin Sepuh, yang kemudian disebarluaskan.

Beberapa sempalan ajaran dalam kitab tersebut, yang ditulis dalam bahasa Jawa baru, berbentuk puisi tradisional (sekar macapat) selebihnya prosa (gancaran).

Example 300x600

Dimana disimpan para pinnisepuh di lingkungan suku Samin.

Seperti di Tapelan (Bojonegoro), Nginggil dan Klapaduwur (Blora), Kutuk (Kudus), Gunungsegara (Brebes), dan sebagian lagi di Kandangan (Pati), dan Tlaga Anyar (Lamongan).

Yakni dalam bentuk naskah tertulis berhuruf Jawa, yang dikeramatkan.

Team Suhernowo dan kawan-kawan mungkin membuat sedikit kekeliruan dalam meneliti perkembangan Saminisme di daerah Kudus.

Yakni dengan mengatakan bahwa ajaran yang telah terpecah-pecah menjadi Samin Sangkak, Samin Lugu, Samin Jombloito, dan Samin Kasimpar sejak meninggalnya Kyai Samin Surosentiko (1927), adalah karena tiadanya pimpinan pokok yang militan.

Karena suku Samin kemudian cenderung menjadi suku terbelakang, terisolasi, dan berusaha menentang zaman dengan sikap meneng, menep, mantheng, mijeni.

Atau dengan kata lain diam, seperti pasif dan tanpa kegiatan sosial apapun. Tetapi sebenarnya sedang melakukan meditasi dan mengerahkan kekuatan batiniah guna menguasai hawa nafsu).

Bila benar dugaan Suhernowo dan kawan-kawan, mungkin karena mereka belum menemukan sisa-sisa kitab dari zaman Kyai Samin.

Selain itu, juga karena orang-orang Samin di daerah Kudus secara serentak kemudian masuk agama Budha.

Mereka, orang-orang Samin, mengatakan bahwa pegangan jiwa mereka adalah ‘Gomojowo’, ‘Rosojati’, atau ‘Budojawi’.

Sekalipun ada kemiripan dengan bebe¬rapa laku dalam Budhisme.

Namun sebenarnya kepercayaan orang-orang Samin asli di daerah Tapelan dan Nginggil mirip Hindu Dharma.

Terbukti kosmogoni yang mereka ciptakan selaras dengan pola-pola kehinduan.

Hal ini seperti misalnya diungkapkan oleh Van der Plas, bekas Gubernur Jawa Timur, yang pada tahun 1935 mengadakan penelitian tentang Wong Samin.

Bersambung……

-Ki Sangkrip 2024