LENSAJATENG.COM – Kemunduran Airlangga Hartanto dari jabatannya sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar berdampak panjang.
Diperkirakan rekomendasi dari Golkar yang dijadwalkan akan turun pada 18 Agustus berubah setelah munaslub yang rencana digelar 21 Agustus 2024.
Selain isu munaslub hingga perpecahan di tubuh internal, juga merembet pada rekomendasi partai untuk pilkada November mendatang.
Ketua DPD Golkar Blora, Siswanto menyebut kemunduran Airlangga tersebut harus dihargai sebagai keputusan pribadi.
Sebab pilihan mundur merupakan hak pula bagi Menko Perekonomian itu.
“Ya yang pasti itu hak dia. Kedua karena dinamika politik nasional. Masa transisi kepemimpinan. Beliau mau fokus tugas sebagai Menko,” jelasnya, Senin (12/8/2024).
Meski di tataran nasional juga ramai diberitakan isu adanya perpecahan internal hingga manuver dan intervensi kekuatan politik, menurutnya di tataran daerah hal tersebut tidak terjadi.
“Itu kan nasional, kalau di struktur daerah tidak ada masalah. Kader stabil, solid, kepengurusan stabil. Sudah diatur. Ini dinamika terjadi pak Airlangga saja,” imbuhnya.
Hanya saja kemunduran itu berpengaruh pada rekomendasi dari Golkar untuk pilkada November mendatang.
Yang semula dijadwalkan akan turun pada 18 Agustus, akhirnya diundur.