Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Banner 728x250
BeritaIndepthSemarang Region

Kualitas Udara di Kota Semarang Semakin Buruk, Dinkes Minta Warga Selalu Pakai Masker

×

Kualitas Udara di Kota Semarang Semakin Buruk, Dinkes Minta Warga Selalu Pakai Masker

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi.
Ilustrasi.
Example 325x300

LENSAJATENG.COM – Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebutkan bahwa kualitas udara di kawasan setempat rata-rata dalam kategori kuning hingga oranye atau yang berarti tidak sehat.

Mereka menyarankan masyarakat, terutama kelompok sensitif, berhati-hati dalam beraktivitas di luar ruangan.

Example 300x600

“Kelompok sensitif; anak kecil, orang tua, orang yang punya riwayat penyakit asma, sakit paru disarankan kalau bepergian di luar pakai masker,” kata Kepala Dinkes Kota Semarang Abdul Hakam, Senin (28/8/2023).

Mengacu data laman iqair.com, kualitas udara tingkat oranye terlihat pada Jumat (25/8) dengan nilai 142 AQI (indeks kualitas udara), Sabtu (26/8) dengan 120 AQI, kemudian Minggu (27/8) mulai kuning dengan 100 AQI, dan Senin (28/8) 88 AQI.

Masih dalam laman sama, polusi udara masih diprakirakan oranye dalam sepekan, yakni Selasa (29/8) 143 AQI, Rabu (30/8) 128 AQI, Kamis (31/8) 135 AQI, Jumat (1/9) 121 AQI, Sabtu (2/9) 119 AQI, dan Minggu (3/9) dengan 102 AQI.

“Di bawah 50 AQI itu yang diinginkan. Biasanya di daerah Mijen, Gunungpati yang tanamannya cukup banyak sehingga oksigen yang dihasilkan oke. Untuk 50-100 AQI ini sedang, di atas 100 AQI itu sensitif terhadap yang punya kerentanan,” katanya.

Abdul Hakam mengingatkan bahwa polusi udara tersebut bisa menyebabkan gangguan kesehatan, seperti batuk, flu, pusing, dan secara jangka panjang bisa mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan bronkopneumonia (BRPN).

“Di Kota Semarang, angka kasus BRPN, infeksi paru cukup tinggi. Pada Juli 2023, kasus tertinggi di rawat inap itu BRPN. Kasus tertinggi di puskesmas, klinik, itu ISPA,” katanya.