LENSAJATENG.COM – Kemarau panjang yang melanda di Kabupaten Semarang membuat intensitas permintaan dropping air bersih semakin meningkat.
Sampai saat ini, cadangan air bersih di BPBD Kabupaten Semarang tinggal tersisa 60 tangki (volume 5.000 liter/tangki).
Kalakhar BPBD Kabupaten Semarang, Juwair Suntara, mengatakan pihaknya memprediksi kekeringan akan terjadi hingga akhir September. Namun pihaknya tetap berharap kekeringan tidak berkepanjangan.
“Jika berkepanjangan akan berimbas kepada masyarakat terkait dengan kondisi sosial dan ekonominya,” ujarnya, kemarin.
Juwair membeberkan untuk mengantisipasi kekurangan air bersih, pihaknya berkolaborasi dengan Baznas Kabupaten Semarang, PMI, dan Dinas Sosial. Jika masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih, maka akan meminta bantuan ke BPBD Provinsi Jawa Tengah.
“Tetapi BPBD Provinsi Jawa Tengah kan cakupannya luas sehingga jika masih tidak mencukupi kita akan membuat nota dinas ke Bupati Semarang. Untuk menerbitkan SK Tanggap Darurat Kekeringan sehingga ada dana dari BTT [belanja tidak terduga] yang bisa digeser,” ungkap Juwair.
Juwair menambahkan beberapa wilayah yang menjadi rawan kekeringan, yakni di Kecamatan Bancak, Kecamatan Bringin, Kecamatan Getasan, dan Kecamatan Ungaran Timur. Di Ungaran Timur hanya sebagian, seperti di Desa Kalikayen dan Desa Kawengen.
“Di Getasan sebenarnya banyak wilayah yang rawan kekeringan meskipun berada di kaki Gunung Merbabu,” katanya.
Di samping itu ada beberapa wilayah yang awalnya tak meminta pada akhirnya mengajukan permohonan dropping air bersih saat kemarau. Hal itu pun membuat pemetaan dan prediksi yang sudah dilakukan tidak tepat.